Peran Pemerintah & Masyarakat Di Industri Kreatif

Peran Pemerintah Dalam Industri Kreatif

Industri dan Ekonomi Kreatif

Beberapa negara kekuatan baru seperti China dan India memiliki basis ekonomi yang lebih mapan dibanding Indonesia. Seperti kita ketahui bersama bahwa kemajuan industri dan ekonomi di kedua negara itu selama beberapa tahun terakhir terbilang sangat pesat. Investasi perusahaan multinasional tersebar di kedua negara itu, mulai dari perusahan sekelas Microsoft, Dell, Lenovo, maupun perusahaan dan usaha turunannya menjadikan tempat itu sebagai surga investasinya. Dengan demikian investasi yang tertanam itu juga memerlukan dukungan sektor jasa informasi lainnya yang mengikuti, seperti: animasi, desainer, TI, konsultan, dsb. Selain bidang ekonomi yang berkembang cukup pesat, efisien, dan kondusif, sektor jasa dan informasi menjadikan kedua negara tersebut dapat menghindari krisis. Dengan kata lain, industri dan ekonomi kreatif di China dan India merupakan salah satu bukti bahwa bidang ini (industri dan ekonomi kreatif) di kedua negara itu merupakan industri yang antikrisis.

I Wibowo dalam Kompas (6, 2009) menyebutkan bahwa China telah berhasil membuat model pembangunan yang berciri state-led. Dimulai dari Kota Shenzhen yang awalnya merupakan daerah/desa nelayan, dengan adanya kapitalisme dan memasukkan sistem pasar pada daerah “zona ekonomi khusus” itu, Shenzhen saat ini menjelma menjadi model pembangunan China (selain Shanghai yang dianggap sebagai ikon keberhasilan pembangunan China). Sehingga tidak mengherankan jika banyak yang berpendapat bahwa keberhasilan reformasi dan ekonomi di China dikarenakan sistem kapitalisme. Padahal, sistem tersebut merupakan salah satu dari banyak faktor keberhasilan reformasi di China.

Faktor lain yang menentukan keberhasilan pembangunan di China antara lain: pendidikan, sistem kesejahteraan sosial, serta arah kebijakan yang mendukung (konstruktif) bagi segenap rakyatnya seperti dalam hal peningkatan kualitas hidup, penyediaan pelayanan kesehatan, perumahan, listrik, serta air yang bagus dan murah bagi rakyatnya. Ironi jika dibandingkan dengan Indonesia, yang semakin hari semakin sulit bagi rakyat untuk mendapatkan semua itu. Demikian juga dengan India. Dengan pendidikan dan keterampilan spesifik yang diinvestasikan oleh pemerintah India, negara tersebut berhasil mengurangi banyak pengangguran dan menjadikan negara Bollywood tersebut sebagai negara yang berhasil mengimplementasikan industri dan ekonomi kreatif sebagai penopang pembangunan nasional mereka. Pada dewasa ini, banyak ilmuwan dan tenaga kerja bidang TI, jasa, desain, konsultan yang tumbuh dan berkembang di India. Benang merah keberhasilan China dan India pada dasarnya terletak pada bagaimana reformasi yang mereka lakukan pada bidang pendidikan. Lebih spesifik lagi, kemajuan bidang pendidikan tersebut didukung dengan mengarahkan bidang pendidikan pada sektor yang sedang trend dan berkembang, seperti dalam bidang industri dan ekonomi kreatif.

Industri kreatif memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

  1. Kreatifitas sebagai asset.
  2. Kebebasan adalah prakondisi bagi kemungkinan berkembangnya kreatifitas.
  3. Dampak berkembangnya kreatifitas tidak saja dalam bidang ekonomi, tetapi juga social politik budaya.
  4. Perubahan gaya hidup memengaruhi perubahan dunia kini.
  5. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dapat mendorong berkembangnya ekonomi kreatif.
  6. Bidang industri kreatif: dunia grafis, fotografi, ilustrasi, seni, desainer grafis, dll.
  7. Charles Landry dalam The Creative City (2000) menyebutkan bahwa Inggris adalah pelopor dalam industri kreatif.
  8. Faktor-faktor yang menjadi penggerak ekonomi kreatif (selain factor yang bersifat personal dan kolektif, dibutuhkan lingkungan yang stimulatif, aman, dan bebas dari gangguan dan kecemasan):

a. Faktor konkret: tersedianya institusi pendidikan yang memadai.

b. Faktor lain (aspek-aspek yang lebih tak teraba): sistem nilai, gaya hidup, serta bagaimana seseorang mengidentifikasi diri dengan kotanya.

Salah satu sektor industri kreatif yakni desain grafis. Lebih sempit lagi bidang animasi. Merujuk pada tujuh program/agenda nasional 2009 ini, pemerintah mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif 2009. Krisis yang menerpa Asia pada 1998 dan ancaman ekonomi global pada tahun ini sebenarnya justru menjadi peluang bagi penggerak sektor ekonomi kreatif. Mengutip pendapat Mira Lesmana, produser beberapa film laris tanah air, bahwa sepanjang sejarah dunia, industri perfilman selalu berkembang pada saat krisis. Kebutuhan orang mencari hiburan tidak akan berkurang. (Kompas, 31 Desember 2008)

Sebagai salah satu contoh kegiatan ekonomi kreatif, perfilman selama tahun 2008 ini berkembang sangat pesat. Bahkan menurut Kompas (31 Desember 2008), pangsa film Indonesia berhasil merebut 58% penonton bioskop tanah air. Artinya sebuah peluang yang menarik dan sayang untuk dilewatkan. Bukan saja bagi pemilik modal, namun juga bagi seluruh komponen yang terlibat di dalamnya, seperti: sekolah perfilman, kru film, industri bioskop, pusat belanja, media, entertainment, penerbitan, juga bidang yang lainnya.

Jenis kegiatan ekonomi/industri kreatif lainnya yakni pemasaran melalui internet (online). Penjualan, promosi, dan transaksi melalui media internet merupakan teknik yang berkembang cukup maju semenjak booming internet melanda dunia. Di China, menurut Kompas (31 Desember 2008), terdapat sekitar 200 juta penduduknya diperkirakan sudah paham mengenai tekni promosi lewat internet. Adapaun di Indonenesia, baru sekitar 25 juta orang paham tentang internet. Padahal bisnis melalui internet ini menjanjikan dan menawarkan alternatif wirausaha lainnya selain secara konvensional dengan berbagai keuntungan. Misalnya: tidak terikat waktu, biaya lebih murah, melibatkan keterlibatan (aksesibilitasnya luas), masiv, cepat, serta melibatkan banyak sumber daya manusia dari teknisi, supplier, divisi kreatif, desainer, information broker, dan lain sebagainya.

Krisis global 2009 menjanjikan ancaman yang serius bagi jalannya pembangunan nasional. Tidak terkecuali dengan yang dihadapi oleh Indonesia. Namun, krisis sebenarnya juga selalu menandai momentum untuk menjadikan potensi ekonomi domerstik (lokal) sebagai tumpuan pertumbuhan. Indonesia bukan saja kaya dengan sumber daya alam (SDA), namun juga dilimpahi dengan keragaman latar belakang sosial budaya. Dari hal inilah dapat kita gali ide kreatif yang tidak terbatas. Ekonomi kreatif didasarkan pada pengolahan atas ide, kreativitas, dan keterampilan individual untuk mengembangkan perekonomian berkelanjutan. Kompas mencatat terdapat 14 subsektor yang dapat diidentifikasi sebagai industri kreatif, diantaranya:

a. Periklanan,

b. Arsitektur,

c. Kerajinan,

d. Desain,

e. Fashion,

f. Film,

g. Musik,

h. Seni pertunjukan,

i. Percetakan,

j. Penerbitan,

k. Radio,

l. Serta Televisi. Kompas (31 Desember 2008),

Masih menurut harian yang sama, dari 14 subsektor industri kreatif (yang tumbuh dari usaha berskala kecil yang hampir semuanya dimotori oleh orang muda) yang berkembang di Indonesia tersebut, diperkirakan mampu menyerap 5,4 juta tenaga kerja dengan kontribusi terhadap perekonomian mencapai sekitar Rp 112 triliun pada 2007. Kompas (31 Desember 2008). Jumlah tersebut cenderung meningkat tiap tahun dan selalu diikuti dengan berkembangnya ide-ide baru dan jenis-jenis usaha kreatif baru lainnya. Seperti munculnya distro, animasi lokal, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengingat sumbangan yang cukup signifikan dalam menopang pendapatan nasional dan pembangunan nasional, seyogyanya pemerintah dengan bekerjasama dengan dunia usaha, dan kalangan terdidik lainnya perlu bekerjasama lebih erat untuk membangun iklim kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif. Kerjasama dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan memastikan penguasaan kemampuan kreatif itu semakin luas.

Pemerintah diminta mendukung dan merealisasikan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif yang baru saja selesai disusun sampai dengan tahun pencapaian 2025. Pemerintah juga diharapkan tidak saja sibuk dengan penyusunan konsep saja, namun diharap turut membantu penyelesaian persoalan riil yang belum tersentuh dengan berbagai regulasi yang mendukung. Pengembangan industri kreatif juga memerlukan iklim lebih kondusif terkait Hak atas Kekayaan Inteletual (HaKI) dan fasilitas ruang publik. Pengenalan dan apresiasi terhadap warisan budaya, insan kreatif, dan produk-produk kreatif juga perlu diperluas, selain itu juga diperlukan penyediaan dan perbaikan infrastruktur teknologi dan komunikasi sebagai salah satu pendukung berkembangnya industri ekonomi kreatif ini. Dukungan lainnya bisa berupa permodalan, baik dari lembaga perbankan maupun non-perbankan bagi para pelaku industri kreatif ini.


Review
Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa negara seperti Cina dan India memiliki kemajuan pesat ekonomi lewat sektor-sektor industri kreatif yang ada. Bahkan beberapa negara memiliki perusahaan-perusahaan raksasa yang bahkan menjadi pusat ekonomi negara yang bergerak di bidang industri kreatif. Beberapa poin yang kita dapat dari artikel di atas:
  1. Faktor pendukung keberhasilan antara lain pendidikan, sistem Kesejahteraan Sosial, serta arah Kebijakan yang mendukung (konstruktif) bagi segenap rakyatnya.
  2. Perfilman merupakan salah satu sektor industri kreatif yang cukup berkembang di Indonesia
  3. Hambatan yang ada muncul di beberapa sektor industri kreatif salah satunya internet. Walaupun cukup MENGUNTUNGKAN bisnis internet, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menggunakan media internet.
Dari sini kita mengetahui bahwa jumlah-jumlah industri kreatif cenderung meningkat tiap tahun dan selalu diikuti dengan berkembangnya ide-ide baru dan jenis-jenis usaha kreatif baru lainnya. Seperti munculnya distro, animasi lokal, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pemerintah perlu mendukung dan memberikan Penyuluhan lebih lagi kepada masyarakat demi berkembangnya ekonomi dan industri kreatif.


Peran Masyarakat Dalam Industri Kreatif

Industri Kreatif Menuju Kemandirian Perempuan

Krisis keuangan global telah membawa dampak buruk pada kehidupan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya kreatif dan inovatif dari perempuan yang saat ini mempunyai peran ganda, selain sebagai pengelola rumah tangga, juga berperan sebagai penopang ekonomi keluarga. Perempuan dituntut mempunyai pandangan dan wawasan yang kreatif dalam bidang yang bisa memberikan income bagi keluarga.

Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Hj. Dyah Suminar ketika membuka Rakerda PKK Tahun 2009 di Ruang Utama Atas Balaikota, Kamis (28/02). Rakerda yang mengangkat tema “Industri Kreatif Menuju Kemandirian Perempuan” ini diikuti oleh kelompok kerja PKK dari tingkat kota hingga tingkat kecamatan.

Beberapa karya ciptaan perempuan:





Dipaparkan oleh Ibu Dyah, tahun 2009 ini dicanangkan sebagai Tahun Indonesia Kreatif dan tahun 2010 juga dicanangkan sebagai tahun Indonesia sehat. Untuk Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan pariwisata, banyak hal-hal kreatif bisa dilakukan sebagai tindakan menuju ekonomi kreatif. Peluang-peluang yang ada dapat dimanfaatkan sebagai usaha industri kreatif yang bias dilakukan oleh kader PKK dan anggota masyarakat seperti fashion, IT, craft dan lainnya. Sehingga diharapkan PKK dapat berperan aktif dalam menyukseskan program tersebut, sehingga keluarga Indonesia menjadi lebih mampu menghadapi krisis ekonomi global dan menjadi keluarga sehat dan Millenium Development Goals (MDGS) di tahun 2015 dapat terwujud.

Sementara Walikota Yogyakarta dalam sambutan yang disampaikan Sekda Drs. Rapingun menyampaikan perhatian besar pada pengembangan industri kreatif dengan basis pemberdayaan masyarakat. Hal itu telah ditunjukkan dengan langkah pasti melalui program-program PKK Kota Yogyakarta. PKK sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan tujuan untuk mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera, maju dan mandiri telah mampu mewujudkan perannya sebagai motivator dan dinamisator masyarakat agar setiap keluarga dapat menjadi pengelola pembangunan yang selalu berada di lini terdepan.

Yogyakarta menjadi trendsetter industri kreatif di Indonesia khususnya di bidang IT dan kerajinan dengan tiga pilar utamanya yaitu budaya, pariwisata dan pendidikan. Bahkan keberadaan industri kreatif yang berbasis UMKM terbukti menunjukkan ketangguhannya menghadapi berbagai tantangan.

Memahami potensi yang sangat besar tersebut, menurut Walikota, sungguh cerdas memberikan perhatian besar pada pengembangan industri kreatif dengan basis pemberdayaan masyarakat, dan itu telah ditunjukkan dengan langkah pasti melalui program-program PKK Kota Yogyakarta. PKK sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan tujuan untuk mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera, maju dan mandiri telah mampu mewujudkan perannya sebagai motivator dan dinamisator masyarakat agar setiap keluarga dapat menjadi pengelola pembangunan yang selalu berada di lini terdepan. Walikota juga sangat bangga dan salut atas apa yang telah dilakukan PKK Kota Yogyakarta selama ini. Dengan kreativitas dan inovasinya, PKK Kota Yogyakarta melaksanakan program-program yang sangat terukur dan nyata akuntabilitasnya sehingga berhasil menyentuh kebutuhan masyarakat secara konkrit, termasuk mendorong pengembangan usaha industri kreatif seperti fashion, IT dan craft, baik bagi anggota maupun masyarakat. Ke depan diharapkan program-program yang telah terbukti memberi manfaat besar dapat terus dikembangkan.


Review
Dengan adanya krisis global untuk saat ini, ekonomi dan industri kreatif menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis global tersebut. Dengan adanya ekonomi dan industri kreatif, Otomatis juga akan mendorong kaum perempuan untuk bisa mandiri dan menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif, sehingga kaum perempuan tidak berperan sebagai ibu rumah Tangga saja tetapi juga berperan ganda.

Beberapa peluang untuk industri kreatif masyarakat seperti di bidang fashion, IT, dan kerajinan lainnya. Dari sini rumah PKK akan semakin jelas dan masyarakat akan mengetahui bahwa rumah PKK bisa dimaksimalkan sehingga dapat terwujud keluarga yang sehat, sejahtera, maju dan mandiri sehingga mampu memberantas kemiskinan di Indonesia dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia.